Desa Cempaga merupakan desa tua atau desa bali aga yang berlokasi di Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng , dimana di Kecamatan Banjar ada 5 Desa bali aga yang di kenal dengan istilah SCTPB ( Sidatapa, Cempaga, Tigawasa, Pedawa dan Banyuseri ). Masing - masing Desa Bali aga ini memiliki tradisi yang sangat unik dan sakral, baik tarianya maupun upacara keagamaanya.
Di Desa Cempaga ada dikenal istilah Mecacar yang dilakukan di Pura desa pada pertengahan malam sekitar pukul 01 :00 Dini hari
adapun Upacara mecacar ini di lakukan pada saat : Upacara Galungan, Upacara Kuningan , dan Upacara Muayon mecacar di lakukan timur - barat.
tempat Mecacar adalah Balai Krama dan Balai Truna di Pura Desa
Adapun Rentetan upacara mecarar ini bisa di jelaskan sebagai berikut :
Pagi hari para krama desa menghaturkan ayahan di pura desa masing Kayu bakar, kelapa dan daun pisang
mereka melakukan pemotongan babi yang bisa memotong babi khusus warga yg di tunjuk secara turun temurun dan tidak bisa di wakilkan atau di ganti.
babi ini di pakai untuk sarana upacara dan di olah menjadi lawar manca warna , urutan, sate dan lainya,dimana saat melakukan pemasakan di larang semua krama untuk mencicipinya
malam harinya para istri masing- masing krama menghaturkan nasi di pura desa untuk di pakai mecarar
tengah malam sekitar pukul 01:00 setelah gamelan di tabuhkan maka masing- masing perwakilan melakukan ritual pemanggilan krama di tiang bale sebanyak 3 kali baru di lakukan acara Mecacar.
Mecara mengandung pengertian membuat persembahan atau metanding yang terdidi dari : nasi putih, urab barak, urab putih, jejeruk, dan pesegehan. Cacaran di haturkan di Masing- masing Bale agung sedagkan pesegehan di haturkan di Masing- masing pelinggih dan para ulu desa ( Ulu Dehee, Ulu Truna dan prajuru desa ).
Sedangkan nasi cacaran di buat sesuai jumlah krama ( di cempaga di buat 600 cacaran ) sesuai jumlah krama adat desa cempaga.
cacaran tersebut bisa di minta ( tunas ) besok paginya oleh krama adat desa cempaga. (suarjaya)