(0362) 92503
banjar@bulelengkab.go.id
Kecamatan Banjar

LIMA DESA BALI AGE MEMBENTENGI DIRI DARI PENYEBARAN COVID-A9

Admin banjar | 13 April 2020 | 420 kali

Lima desa di Bali aga menegaskan diri untuk membentengi desanya agar tidak terserang wabah korona, atau COVID 19. Lima desa di Bali Aga; Sidatapa, Cempaga, Pedawa, Tigawasa dan Banyusri secara serentak mewajibkan warga manapun yang memasuki desa-desa itu,  kendaraannya wajib disemprot dengan disinfektan dan warga wajib cuci tangan.

Di setiap perbatasan desa, sudah ada petugas yang berjaga dari satuan perlindungan massa (Linmas) dan Pecalang. Petugas Linmas dan Pecalang ini adalah anggota Satgas Gotong Royong Pencegahan COVID 19 berbasis desa Adat.

Secara hukum, Satgas Gotong Royong Pencegahan COVID 19 Berbasis Desa Adat ini dikuatkan dalam Keputusan Bersama Gubernur Bali dan Majelis Adat Provinsi Bali Nomor : 472/1571/PPDA/DPMA, Nomor : 05/SK/MDA-Prov Bali/III/ 2020 tentang Pembentukan Satan Tugas Gotong Royong Pencegahan COVID 19 Berbasis Desa Adat.

Salah satu yang bertugas di Desa Cempaga, Putu Suprianto mengatakan setiap hari di masing-masing perbatasan ada dua linmas dan dua pecalang yang menjaga.

“Warga manapun lewat, wajib kami stop dan semprot. Kami juga sudah menyediakan sabun cair untuk cuci tangan,” ucap Anto, nama akrabnya.

Anto dan petugas lainnya juga tetap menjaga etika ketika menghentikan kendaraan. Petugas langsung menanyakan asal dan dari mana warga yang dihentikan tersebut.

Anto menjelaskan petugas yang berjaga diperbatasan desa ini murni sebagai bentuk pengabdian agar warga desanya tidak tertular virus Korona ini.  Dimana-mana, kata Anto, warga banyak yang khawatir terjangkit virus.

Namun, kekhawatiran warga itu selalu dijawab dengan jawaban optimism oleh petugas Satgas Gotong Royong di desa dengan menyosialisasikan prilaku hidup sehat.

“Kami selalu mengingatkan setiap warga untuk hidup bersih, menjaga kebugaran badan. Karena itu cara paling ampuh untuk mencegah penularan ini,” ucap Anto.

Sementara itu, Perbekel Desa Cempaga, Putu Suarjaya mengaku selain menyediakan disinfektan dan sabun cari di perbatasan desa, pihak pemerintah desa juga telah menyediakan sekitar 500 liter disinfektan untuk digunakan ke seluruh sudut desa. Disinfektan ini diserahkan langsung ke masing-masing kelompok warga untuk menyemprot area mereka sendiri.

“Relawan kami setiap tiga hari sekali menyemprot kendaraan warga dan ke jalan-jalan kecil serta tempat umum,” ucap Suarjaya.

Di desa ini, masing-masing warga juga mendapatkan disinfektan untuk penyemprotan di dalam rumah warga, sehingga upaya untuk pencegahan penularan COVID 19 bisa dilakukan secara masiv.

Pemerintah desa Cempaga, kata Suarjaya juga memasang tempat cuci tangan di pasar desa dan wantilan atau balai pertemuan warga. Saat ini, juga sedang dibuat bilik sterilisasi yang dibuat oleh anak-anak Desa Cempaga.

Menurut Suarjaya, protap pencegahan COVID 19 ini dijalankan secara serentak di kawasan Bali aga. Desa-desa ini saling membantu dan berkomunikasi untuk melakukan ragam upaya pencegahan.

“Kami membuat hand sanitiser sendiri untuk warga. Campurannya alkohol, lidah buaya dan buah lemon. Itu dicampur hingga jadi hand saniteser buatan sendiri dan dibagikan ke warga,” ucapnya.  

Di Desa Sidatapa juga berlaku sama. Petugas dari Satgas Gotong Royong Pencegahan COVID 19 melakukan penyemprotan dengan disinfektan terhadap warga yang melintas dan memasuki desa Sidatapa.