(0362) 92503
banjar@bulelengkab.go.id
Kecamatan Banjar

BELAJAR BAHASA INGRIS LEWAT SAMAPAH PLASTIK

Admin banjar | 25 November 2019 | 312 kali

Lewat sejumlah relawan muda desa setempat yang dikomandani Komang Rena, kelompok belajar Sidatapa English Corner dibentuk setahun lalu. Kendati sempat diragukan keberadaannya, saban hari jumlah peminat dari kelompok belajar ini kian bertambah.

Seperti diceritakan Founder SEC, Komang Rena, para peserta adalah kalangan pelajar dari tingkat SD, SMP bahkan SMA di Sidatapa. Antusias peserta, sebut Rena, tergolong tinggi. Meski terkendala sarana belajar, mereka tetap semangat dalam mempelajari bahasa Inggris.

"Anak-anak belajar di beberapa titik. Jadi lokasinya berpindah-pindah, tidak monoton. Bahkan sengaja kami memilih lokasi yang berada di tengah-tengah kebun cengkih biar natural," ujar Rena kepada Bali Express (Jawa Pos Group), Senin (28/10) siang.

Para peserta kursus, sebut Rena, juga diajari tata cara berkomunikasi dengan para wisatawan, baik grammar, spelling, reading, hingga listening. Bahkan, relawan yang mengajar bukan hanya datang dari anak-anak muda di desa setempat, tetapi juga tenaga pengajar dari luar negeri.

"Pengajarnya bukan hanya dari relawan, tetapi pernah juga wisatawan dari Jepang, Australia, Jerman yang ingin berbagi ilmu dengan puluhan adik-adik di Sidatapa," imbuh Rena.

Menariknya, para peserta kursus yang ingin tergabung di SEC ini tidak dipungut biaya sepeser pun. Mereka cukup datang dengan membawa sampah plastik yang mereka pungut di lingkungan rumahnya. Sampah plastik itu selanjutnya disetor kepada relawan untuk dimusnahkan.

Dikatakan Rena, strategi ini bukan hanya untuk memberikan pendidikan semata,  tetapi juga menanamkan sikap peduli terhadap lingkungan, utamanya pembatasan penggunaan kantong plastik sekali pakai.

Kendati program SEC baru setahun dijalankan, dampak positif sudah mulai terlihat. Hal itu ditandai dengan semakin fasihnya anak-anak untuk berbicara menggunakan  bahasa Inggris, khususnya dengan wisatawan yang berkunjung ke Sidatapa.

"Dulu, kalau mereka ketemu wisatawan itu lari. Karena tidak bisa bahasa Inggris. Bahkan sempat ada kisah seorang anak yang lari karena bertemu bule, padahal bule itu mau beli bensin.Ya jadinya kan hilang rejekinya. Tapi sekarang tidak begitu lagi, canggungnya sudah hilang. Anak anak sudah pede ketemu bule," tutur Rena.

Yang lebih membanggakan lagi, sambung Rena, ada sejumlah peserta kursus yang duduk di bangku SMA berhasil mengukir prestasi juara dua di ajang lomba debat bahasa Inggris yang diselenggarakan Undiksha beberapa waktu lalu. "Ada juga yang dapat juara dua di tingkat provinsi dalam lomba Dharma Wacana Bahasa Inggris," tuturnya.

Rena pun tak menampik, selama ini banyak donatur yang ikut berjasa mengembangkan SEC hingga seperti sekarang. Terlebih, donatur dari wisatawan yang rela mengajar bahasa Inggris sembari berkunjung ke Desa Sidatapa juga tak terhitung banyaknya.

"Wisatawannya banyak yang tertarik mengajari anak anak.berbicara bahasa Inggris. Jadi kelebihan tersendiri ketika bahasa Inggris itu sering dipakai, ya jadi cepat bisanya," jelasnya.

Sementara itu, Sekertaris Camat Banjar, Cok Aditya WP menjelaskan, program Sidatapa English Corner ini memberikan manfaat luar biasa bagi anak-anak di Sidatapa. Menurutnya, kegiatan ini dapat menyiapkan SDM di Desa Sidatapa untuk bisa berkomunikasi secara fasih dengan wisatawan yang berkunjung. Sehingga dapat memperkenalkan potensi desa Sidatapa di mata wisman.

Ia pun tak menampik, program yang dirintis para relawan ini mulai dilirik untuk diadopsi oleh desa lain di Kecamatan Banjar. "Banyak yang mulai mengadopsi, karena kan positif. Daripada anak-anak menghabiskan waktunya bermain gadget, mending belajar bahasa Inggris. Nanti mereka akan semakin siap ketika menerima wisatawan. Tentu dampak ekonominya diharapkan bisa memberikan kesejahteraan bagi warga setempat," pungkas sekcam Banjar