(0362) 92503
banjar@bulelengkab.go.id
Kecamatan Banjar

Rembuk Stunting Desa Tirtasari Bahas Penanganan Balita Stunting dan Upaya Cegah Resiko Kehamilan

Admin banjar | 26 Juni 2025 | 538 kali

Tirtasari, 26 Juni 2025 – Pemerintah Desa Tirtasari bersama Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Desa menggelar kegiatan Rembuk Stunting yang berlangsung di balai desa setempat. Acara dibuka oleh Wakil Ketua BPD dan dihadiri oleh Perbekel Tirtasari, anggota BPD, perwakilan dari Puskesmas Banjar 1, Koordinator PLKB, KPM, Kader Posyandu, serta Kader Bina Keluarga Balita (BKB). Camat Banjar diwakili oleh Kasi Pembangunan, Komang Sarinadi.

Dalam rembuk tersebut, disampaikan bahwa saat ini terdapat 3 balita yang terindikasi stunting dan 1 ibu hamil masuk dalam kategori risiko tinggi (resti). Meskipun demikian, seluruh kasus tersebut telah mendapatkan penanganan melalui pemberian makanan tambahan (PMT) sebagai intervensi gizi. Capaian Data/Sasaran (D/S) juga tergolong tinggi, yakni mencapai 92%.

Salah satu kendala yang disoroti dalam rembuk adalah tidak adanya data calon pengantin (catin) yang bisa didampingi secara dini. Hal ini disebabkan oleh kebiasaan masyarakat yang tidak melapor ke pihak adat sebelum melangsungkan pernikahan, kecuali beberapa yang baru melaporkan diri H-3 sebelum hari pernikahan. Kondisi ini menyulitkan petugas dalam melakukan edukasi dan pendampingan sejak pra-nikah.

Menanggapi situasi tersebut, Perbekel Tirtasari menyampaikan langkah strategis ke depan dengan menugaskan Kelian Banjar Dinas untuk melakukan pendekatan langsung kepada keluarga yang memiliki anak remaja, khususnya mereka yang putus sekolah, agar bersedia mengikuti kegiatan Posyandu Remaja. Melalui langkah ini, diharapkan para remaja dapat menerima layanan pemeriksaan kesehatan secara rutin sebagai upaya pencegahan stunting sejak dini.

Rembuk Stunting ini menjadi forum penting dalam menyatukan langkah seluruh pemangku kepentingan desa untuk memperkuat strategi percepatan penurunan stunting dengan pendekatan kolaboratif, edukatif, dan berbasis data riil di lapangan.