(0362) 92503
banjar@bulelengkab.go.id
Kecamatan Banjar

Wakil Bupati Buleleng Hadiri Upacara Adat di Merajan Arya Kepakisan Dauh Bale Agung

Admin banjar | 06 April 2025 | 226 kali

Banjar Tegeha, 6 April 2025 – Wakil Bupati Buleleng, Gede Supriatna, menghadiri undangan upacara adat besar yang digelar di Merajan Arya Kepakisan Dauh Bale Agung, Dadia Singgih, Dusun Tengah, Desa Banjar Tegehe, Kecamatan Banjar, pada Minggu (6/4). Upacara tersebut merupakan rangkaian karya suci yang meliputi Mecaru Manca Kelud, Rsi Gana, Mlaspas, Nubung Pedagingan Ngenteg Linggih, Wrespati Kalpa, dan Padudusan Alit.

Turut mendampingi dalam acara tersebut, Camat Banjar, I Made Mardika, yang menyampaikan ucapan selamat datang serta rasa terima kasih kepada seluruh undangan yang telah hadir, termasuk para Kelian Desa Pakraman se-Kecamatan Banjar, Perbekel se-Kecamatan Banjar, serta keluarga besar Dadia.

Dalam sambutannya, Wakil Bupati Gede Supriatna mengungkapkan harapan agar rangkaian upacara yadnya ini dapat berlangsung dengan lancar. Ia juga menegaskan pentingnya pelestarian adat dan budaya Bali sebagai bagian dari visi dan misi pemerintah Kabupaten Buleleng. “Upacara ini adalah bentuk yadnya yang penuh makna spiritual. Pemerintah terus mendorong agar kegiatan adat seperti ini dilestarikan dan dilaksanakan secara kontinyu,” ujarnya. Di akhir sambutannya, Wakil Bupati turut memberikan punia sebagai bentuk dukungan terhadap pelaksanaan upacara tersebut.

Makna Upacara Adat yang Dilaksanakan:

  • Mecaru Manca Kelud: Upacara penyucian lingkungan untuk mengharmoniskan hubungan manusia dengan alam semesta, yang dilakukan dengan berbagai jenis kurban (caru) sesuai tingkatan.
  • Rsi Gana: Merupakan upacara pemanggilan atau pengukuhan Rsi (orang suci), biasanya dilakukan dalam rangka mengesahkan tempat suci atau bangunan spiritual.
  • Mlaspas: Upacara menyucikan bangunan baru atau tempat suci sebelum digunakan, agar menjadi layak sebagai tempat pemujaan.
  • Nubung Pedagingan Ngenteg Linggih: Rangkaian upacara pembangunan dan penempatan linggih (tempat suci simbolik untuk Dewa-Dewi), yang sekaligus memperkuat energi spiritual di tempat tersebut.
  • Wrespati Kalpa: Upacara yang dilaksanakan pada hari Kamis (Wrespati), dianggap waktu yang baik dan sakral untuk melakukan kegiatan spiritual atau upacara besar.
  • Padudusan Alit: Upacara pembersihan skala kecil, biasanya dilakukan sebelum atau sebagai bagian awal dari upacara yang lebih besar untuk menyucikan tempat, alat, dan orang-orang yang terlibat.

Upacara ini menunjukkan semangat masyarakat Banjar Tegehe dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya dan spiritual leluhur, sejalan dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam kehidupan masyarakat Bali.(pas)