(0362) 92503
banjar@bulelengkab.go.id
Kecamatan Banjar

Monitoring Palemahan Kedas di Desa Munduk dan Gobleg, Camat Banjar Dorong Pembentukan BSU dan Rumah Contoh

Admin banjar | 16 Juli 2025 | 119 kali

Banjar, 16 Juli 2025 – Dalam rangka mendukung program Buleleng Bersih Sampah, Pemerintah Kecamatan Banjar bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Buleleng melaksanakan kegiatan monitoring Palemahan Kedas (Padas) di dua desa, yakni Desa Munduk dan Desa Gobleg, pada Rabu (16/7). Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Plt Camat Banjar, Putu Widiawan, serta didampingi oleh Kabid PSLB3 DLH, Cantyana, Kasi Paten, staf penyuluh DLH, dan unsur perangkat desa setempat. Monitoring dilakukan dengan menyasar langsung ke rumah para perbekel dan tokoh adat untuk dijadikan rumah contoh pengelolaan sampah di desa.

Monitoring di Desa Munduk

Rombongan diterima oleh Perbekel Munduk bersama Kelian Desa Adat. Dalam sambutannya, Plt Camat Banjar, Putu Widiawan, menegaskan pentingnya pengelolaan sampah rumah tangga berbasis sumber. Ia mengimbau agar setiap rumah tangga memiliki tebe moderen, dan setiap perbekel wajib menyiapkan rumah contoh Palemahan Kedas sebagai percontohan bagi warganya.

“Setiap desa perlu membentuk BSU (Badan Sampah Usaha) agar pengelolaan sampah lebih terstruktur. Fokus utamanya pada pelaku usaha dan pariwisata agar bertanggung jawab terhadap sampah yang mereka hasilkan, baik organik maupun non-organik,” ujar Putu Widiawan.

Kabid PSLB3 DLH, Cantyana, juga memberikan arahan agar perangkat desa mendukung penuh gerakan Buleleng Bersih Sampah. Ia menekankan pentingnya penguatan SDM, penyediaan sarana seperti tebe moderen dan tongedan, serta pengalokasian anggaran desa untuk mendukung sistem pengelolaan sampah.

Namun dalam monitoring tersebut ditemukan sejumlah kendala, di antaranya:

  • Belum tersedia lahan untuk pembangunan TPS3R

  • Tawaran lahan yang ada menimbulkan kekhawatiran terkait polusi karena dekat pemukiman

  • Bangunan kosong milik provinsi belum mendapat izin pemanfaatan meski sudah diajukan proposal

  • Sampah non-organik belum tertangani optimal, hanya botol plastik yang diambil, sementara kemasan plastik lainnya terabaikan

Sebagai solusi, tim monitoring mendorong:

  • Pembentukan depo pengolahan sampah rumah tangga

  • Pembentukan BSU

  • Larangan membakar sampah non-organik dalam skala besar

  • Penjadwalan dan pengaturan pengambilan sampah secara terstruktur

Monitoring di Desa Gobleg

Monitoring dilanjutkan ke Desa Gobleg dan diterima oleh Sekretaris Desa dan Kaur Pemerintahan. Desa ini dinilai telah menunjukkan kemajuan, di antaranya:

  • Telah bekerjasama dengan BUMDes

  • Warga telah mulai memilah sampah rumah tangga

Namun demikian, ditemukan beberapa tantangan, seperti:

  • Layanan pemungutan sampah belum menjangkau semua wilayah, terutama gang-gang sempit

  • Sampah non-organik masih dibakar

  • Jadwal pemungutan sampah belum berjalan konsisten

Solusi yang diusulkan, antara lain:

  • Penjadwalan pengambilan sampah secara rutin

  • Larangan membakar sampah non-organik

  • Sosialisasi pengelolaan sampah kepada masyarakat, terutama melalui kelompok PKK

  • Penyiapan rumah contoh dengan tebe moderen dan tongedan

  • Upaya perluasan lahan untuk penampungan sampah non-organik

Komitmen Bersama

Dalam pernyataan penutupnya, Plt Camat Banjar Putu Widiawan menegaskan bahwa keberhasilan gerakan bersih sampah harus dimulai dari skala terkecil, yakni rumah tangga.

“Gerakan Buleleng Bersih Sampah hanya akan berhasil jika dimulai dari rumah tangga. Edukasi dan aksi nyata seperti memilah sampah, tidak membakar, serta mendukung terbentuknya BSU adalah langkah penting menuju desa yang bersih, sehat, dan berkelanjutan,” tegasnya.

Dengan komitmen bersama, pendampingan intensif, dan dukungan dari semua pihak, Kecamatan Banjar optimis bahwa seluruh desa mampu membangun sistem pengelolaan sampah yang mandiri, berdaya guna, dan ramah lingkungan.