Upacara
ngenteg linggih adalah upacara
yadnya atau karya dalam agama Hindu untuk mengukuhkan kedudukan tempat suci
sebagai pemujaan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Upacara ini dilakukan setelah selesai pembangunan bangunan
suci, seperti padmasana, sanggah pemerajan, atau pura.
1. Kata "ngenteg" dalam
bahasa Bali berarti "mengukuhkan", sedangkan "linggih"
berarti "kedudukan". Upacara ngenteg linggih memiliki makna
untuk:
2. Tuhan dan manifestasinya di tempat
suci
3. Memberikan energi dan kekuatan suci
secara spiritual kepada tempat suci
4. Merepresentasikan pembangunan
peradaban Hindu Indonesia
5. Menciptakan masyarakat yang santi,
bahagia, sesuai tujuan Hindu yakni Moksartham Jagadhita ya ca Iti Dharma
Upacara ngenteg
linggih dapat dilaksanakan selama satu hari atau hingga tujuh
hari. Sebelum melaksanakan upacara, umat Hindu harus menyampaikan niat
kepada Ida Bhatara dan memilih hari baik yang disebut padewasan. Upacara
ngenteg linggih biasanya diakhiri dengan upacara nyenuk sebagai ungkapan terima
kasih kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Selasa, 24 Desember 2024, Camat
Banjar, I Made Mardika, menghadiri undangan Ngenteg Linggih, Dadia Pasek
Gelgel, Dusun Sekar Desa Banjar, yang dihadiri pula, Bupati Terpilih 2024,
dr.Nyoman Sutjidra, Anggota DPRD Provinsi Bali, Putu Mangku Mertayasa, PHDI
Kecamatan Banjar, Kelian Desa Pakraman Banjar, Perbekel.