Acara ini dibuka oleh Kasi Sosial dan Budaya Kecamatan Banjar, Ni Luh Sucitastrining, S.Sos., dan dihadiri oleh para perangkat desa se-Kecamatan Banjar. Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan, yakni Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, I Wayan Susila.
Dalam paparannya, I Wayan Susila menekankan pentingnya membangun Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) sebagai alat pemantauan dan deteksi dini terhadap potensi kerawanan pangan dan gizi, khususnya di tingkat kecamatan. Tiga indikator utama yang menjadi fokus dalam sistem ini adalah:
Aspek Ketersediaan Pangan – terkait dengan stok dan distribusi pangan di masyarakat.
Aspek Akses Pangan – mencakup kemampuan ekonomi dan sosial rumah tangga dalam memperoleh pangan.
Aspek Pemanfaatan Pangan – meliputi pengetahuan gizi, kebersihan, dan pola konsumsi yang berpengaruh pada kesehatan.
Ketiga indikator tersebut saling berkaitan dan menentukan tingkat kerawanan pangan yang dihadapi oleh suatu wilayah, termasuk Kecamatan Banjar.
Sebagai strategi penanganan, disampaikan pentingnya:
Meningkatkan ketersediaan pangan lokal,
Mengoptimalkan peran Posyandu sebagai pusat pemantauan tumbuh kembang balita serta edukasi gizi kepada ibu hamil dan menyusui.
Langkah konkret lainnya adalah melakukan identifikasi keluarga rentan terhadap kerawanan pangan, guna memastikan intervensi bisa dilakukan secara tepat sasaran.
Rapat ini menghasilkan kesepahaman di antara para peserta bahwa Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi sangat penting untuk dimiliki oleh setiap desa dan kecamatan. Sistem ini tidak hanya berguna dalam upaya penanganan darurat, tetapi juga menjadi fondasi perencanaan jangka panjang untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat.
Dengan keterlibatan aktif perangkat desa, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan berharap SKPG bisa segera diimplementasikan secara menyeluruh di seluruh wilayah Kabupaten Buleleng, termasuk Kecamatan Banjar.