Banjar, 14 Mei 2025 — Dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan dan literasi dasar di tingkat sekolah menengah pertama, pihak SMPN 3 Banjar mengidentifikasi tiga siswa kelas VII yang mengalami kendala dalam kemampuan membaca. Ketiga siswa tersebut adalah I Putu Arga Mahendra, Kadek Pandu Puja Astawa, dan I Wayan Budiarta.
Hasil koordinasi yang dilakukan pada Rabu (14/5) antara pihak sekolah dan Kasi Sosial Budaya Kecamatan Banjar, Luh Suci Tastrining, mengungkapkan bahwa ketiganya masuk dalam kategori lambat membaca. Menanggapi hal ini, pihak sekolah melalui guru Bimbingan dan Konseling (BK) telah melakukan langkah-langkah intervensi.
"Guru BK kami telah melakukan kunjungan ke rumah masing-masing siswa untuk menyampaikan kondisi mereka kepada orang tua dan mendiskusikan langkah penanganan yang tepat," jelas Kepala Sekolah SMPN 3 Banjar.
Sebagai tindak lanjut, sekolah telah menyediakan program pembelajaran tambahan membaca yang dilaksanakan setiap hari Sabtu. Tujuannya adalah memberikan perhatian dan pelatihan intensif bagi siswa yang mengalami keterlambatan dalam kemampuan literasi dasar tersebut.
Lebih lanjut, ketiga siswa juga telah menjalani skrining psikologis di SMPN 1 Singaraja dan saat ini sedang menunggu hasil dari tim ahli Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha). Hasil skrining tersebut akan menjadi dasar untuk menentukan pendekatan pendampingan lanjutan yang lebih tepat.
Kasi Sosial Budaya, Luh Suci Tastrining, yang turut hadir dalam proses koordinasi ini, mengapresiasi langkah proaktif dari pihak sekolah. Ia menegaskan pentingnya sinergi antara sekolah, orang tua, dan pihak terkait lainnya dalam menangani kasus-kasus serupa.
"Kita tidak boleh membiarkan ada anak yang tertinggal dalam proses pembelajaran. Ini adalah tanggung jawab bersama," tegasnya.
Upaya ini diharapkan dapat menjadi model penanganan kasus kesulitan membaca di sekolah lain, serta mendorong kesadaran pentingnya deteksi dan penanganan dini terhadap masalah belajar pada anak.