Dalam menyambut Hari Raya Galungan dan
Kuningan dalam Agama Hindu khususnya di Bali, biasanya terdapat rententetan
upacara. Dimulai dengan hari Tumpek Wariga dan selanjutnya menjelang seminggu
sebelum Galungan, dikenal dengan sugihan.
makna dari Sugihan Jawa adalah penyucian makrokosmos atau buana agung atau alam semesta sebagai tempat
kehidupan. Sedangkan Sugihan Bali adalah penyucian buana alit atau
diri sendiri (mikrokosmos) sehingga bersih dari perbuatan-perbuatan yang
ternoda atau pembersihan lahir dan batin.
Jadi dapat disimpulkan mengenai Sugihan
Jawa dan Sugihan Bali hendaknya tidak ada yang melaksanakan hanya salah satunya
saja. Karena sudah dijelaskan diatas akan makna penting dari sugihan sugihan
tersebut. Jadi alangkah baiknya untuk melaksanakan kedua sugihan tersebut. Seperti
yang sudah dijelaskan sebelumnya pada artikel Mitologi Bhuta Kala bahwa dalam
menyambut hari Raya Galungan Dewa Siwa menugaskan para Bhuta untuk menggoda
para manusia. Sehingga dengan melakukan pembersihan Bhuana Agung pada Sugihan
Jawa dan pembersihan Bhuana Alit pada Sugihan Bali akan mampu lebih menjauhkan
kita dari godaan para Bhuta yang akan dapat merugikan diri kita. Sehingga pada
Hari Galungan nanti kita akan lebih mampu memahami akan arti kemenangan dharma
melawan adharma.
Jumat, 20 September
2024, Camat Banjar, I Made Mardika, bersama ASN dan Non ASN melaksankan
persembahyangan bersama, yang bertempat di Padmasana Kantor Camat Banjar, guna
memohon kepada Ida Sang Hyang Wihdi Wasa, keselamatan dan terhindar dari segala
bentuk mara bahaya segaligus juga menyucikan diri.(pas)