Hari Ibu adalah salah satu hari yang banyak menyita perhatian, tapi apa makna hari ibu sebenarnya. Tentunya tiap orang memiliki pandangan yang berbeda tentang hari ibu. Hari Ibu adalah hari peringatan atau perayaan terhadap peran seorang ibu dalam keluarganya, baik untuk suami, anak-anak, maupun lingkungan sosialnya.
Peringatan dan perayaan biasanya dilakukan dengan membebastugaskankan ibu dari tugas domestik yang sehari-hari dianggap merupakan kewajibannya, seperti memasak, merawat anak, dan urusan rumah tangga lainnya. Kalau Ayah mempunyai slogan yaitu Surganya Ibu di bawah kaki Ayah, tetapi slogan Ibu adalah Surganya Anak di bawah kaki Ibu.
Di Indonesia hari ini dirayakan pada tanggal 22 Desember dan ditetapkan sebagai perayaan nasional.
Banyak diantara kita memaknai hari ibu dengan memberikan penghargaan kepada ibu mereka baik berupa ucapan selamat maupun berupa kado. Tapi apakah ucapan selamat dank ado ini cukup untuk membuktikan bahwa kita telah berbakti kepada ibu kita. Hari ibu seharusnya tidak hanya diperingati pada tanggal 22 Desember saja, tapi diperingati tiap hari. Agar sebagai seorang anak kita sadar betapa ibu kita telah memperjuangkan dan menyayangi kita lebih dari apapun di dunia.
Ibu adalah sesosok figure yang memperlihatkan keanggungan dan kasih saying yang tidak bisa diukur dengan apapun dan sudah sepantasnya kita selalu menanamkan kepada diri untuk berbakti kepada ibu. Syurga ada di telapak kaki ibu, doa seorang ibu sangat magrifat bagi anak-anaknya. Tapi tidak sedikit juga seorang ibu yang tidak paham akan hal ini.
Mereka terkadang tidak berpikir dan tidak memperhatikan anak-anak mereka, anak adalah amanah yang harus dijalankan bukan disia-siakan. Jadi seorang calon ibu harus mengerti akan hal ini jauh sebelum mereka menjadi seorang ibu. Seperti pepatah mengatakan Sebuas-buasnya seekor Harimau tidak akan pernah memakan anaknya sendiri. Tapi di kehidupan manusia terkadang kita dapatkan ada seorang ibu yang secara tidak sadar telah memakan anaknya sendiri.
Percaya atau tidak hal tersebut sudah sangat sering terjadi, contoh seorang ibu yang selalu memaksakan kehendaknya kepada anaknya. Anak mereka bercita-cita menjadi seorang Guru, tapi ibu mereka malah memaksa anaknya menjadi seorang dokter karena dia berprofesi sebagai dokter. Kelihatannya hal ini sepele tapi secara tidak langsung ibu mereka telah memakan semangat hidup dan cita-cita anaknya sendiri.
Hari ibu seharusnya digunakan untuk mengintropeksi diri masing-masing, baik ibu maupun anak. Apakah mereka sudah menjalankan perannya dengan baik atau tidak selama ini.
Download disini