Curah hujan dibali sejak beberapa tahun belakangan ini berkurang. kondisi ini sungguh sangat memperhatinkan dan menyedihkan bagi masa depan Bali, Volume air Danau dibali dan khususnya danau Tamblingan Desa Munduk Kec.Banjar sebagai induk dari sungai-sungai yang ada di Kec.Banjar otomatis berkurang sebagai akibat dari fonomena ini, begitu pula berkurangnya volume air danu menyebabkan surutnya air sungai sebagai sumber air Masyarakat, termasuk bagi perusahaan pengelola air bersih.
terjadinya krisis air bersih semua daerah / kabupaten mengalami hal yang sama, ini yang menjadi permasalahan serius kedepanya, permasalahan ini sudah sepatutnya menjadi tanggung jawab kita bersama antara Pemerintah dengan Masyarakat dan Pemerhati Lingkungan. Daerah Pegunungan dan dataran tinngi lainya yang menjadi daerah penampung resapan air hujan harus dijaga keasrianya. Letak keasrianya ini ada pada hutan - hutan yang ada di sekitar Danau Tamblingan. Untuk menjaga kelestarian hutan dapat dilakukan dengan melakukan Reboisasi, Penghijauan atau Penanaman Pohon kembali serta pengalih fungsian lahan hutan menjadi lahan pertanian dan permukiman, Pariwisata dan sebagai harus diatur dan ditata dengan bijak oleh pemerintah bersama masyarakat agar tidak terjadi ke gundulan hutan.
Begitu juga dengan masyarakat yang hidup dipinggiran Danau Tamblingan dan di areal hutan sekitar danau, mereka seyogianya tidak menebang pohon secara sembarangan dan kalaupun harus ditebang dihusahakan untuk menanam kembali generasi penerusnya, Masyarakat sudah pasti tahu dan tentu tidak ingin menangung resiko dari kegundahan hutan yang dapat mengakibatkan terjadinya tanah longsor, berkurangnya habitat bagi binatang - binatang liar, dan tidak kalah pentingnya adalah berkurangnya volume air sebagai sumber kehidupan Masyarakat terutama air minum selain untuk keperluan rumah tangga, perkebunan, persawahan, perikanan, pariwisata, dan lain sebagainya. oleh ( Agus Sanjaya, SE )
Download disini