Rahina Tumpek Landep
Tumpek Landep dirayakan
setiap enam bulan (210 hari) sekali berdasarkan sistem penanggalan Bali,
tepatnya pada saniscara kliwon (Sabtu Kliwon) Wuku landep
Landep yang diartikan
tajam mempunyai filosofi yang berarti bahwa Tumpek Landep merupakan tonggak
penajaman, citta, budhi dan manah (pikiran). Dengan demikian umat harus selalu
berperilaku berdasarkan kejernihan pikiran dengan landasan nilai – nilai agama.
Dengan pikiran yang suci, umat mampu memilah dan memilih mana yang baik dan
mana yang buruk. Tumpek landep merupakan tonggak untuk mulat sarira /
introspeksi diri untuk memperbaiki karakter agar sesuai dengan ajaran - ajaran
agama.
Umumnya benda-benda yang diupacarai saat Tumpek Landep berbahan dasar
logam dan masuk katagori alat persenjataan tradisional seperti keris, tombak,
pedang, pisau, dan lainnya. Dalam tradisi masyarakat agraris, Tumpek Landep
menjadi hari yang baik untuk mengupacarai berbagai alat pertanian.
Belakangan, berbagai perangkat produk teknologi
yang berunsurkan logam pun turut diupacarai saat Tumpek Landep. Mulai dari
motor, mobil, televisi, komputer, dan sebagainya. Produk-produk teknologi tersebut diupacarai karena
dianggap telah membantu memudahkan aktivitas kehidupan manusia. Hal itu
menjadikan Tumpek Landep sarat simbol sebagaimana hari suci umat Hindu di Bali
lainnya.
Pada rerainan tumpek
landep hendaknya umat melakukan persembahyangan di sanggah/merajan serta di
pura, memohon wara nugraha kepada Ida Bhatara Sang Hyang Siwa Pasupati agar
diberi ketajaman pikiran sehingga dapat menjadi orang yang berguna bagi
masyarakat. Pada rerainan tumpek landep juga dilakukan pembersihan dan
penyucian pusaka warisan leluhur.
(dikutip dari Website Resmi Desa TamanBali dan detikbali.com)
#RahinaPurnama
#TumpekLandep
#KCBPastiBisa