(0362) 92503
banjar@bulelengkab.go.id
Kecamatan Banjar

Makna dan Filosofi Rahina Tumpek Landep

Admin banjar | 03 Juni 2023 | 268 kali

Rahina Tumpek Landep

Tumpek Landep dirayakan setiap enam bulan (210 hari) sekali berdasarkan sistem penanggalan Bali, tepatnya pada saniscara kliwon (Sabtu Kliwon) Wuku landep
Landep yang diartikan tajam mempunyai filosofi yang berarti bahwa Tumpek Landep merupakan tonggak penajaman, citta, budhi dan manah (pikiran). Dengan demikian umat harus selalu berperilaku berdasarkan kejernihan pikiran dengan landasan nilai – nilai agama. Dengan pikiran yang suci, umat mampu memilah dan memilih mana yang baik dan mana yang buruk. Tumpek landep merupakan tonggak untuk mulat sarira / introspeksi diri untuk memperbaiki karakter agar sesuai dengan ajaran - ajaran agama.

Umumnya benda-benda yang diupacarai saat Tumpek Landep berbahan dasar logam dan masuk katagori alat persenjataan tradisional seperti keris, tombak, pedang, pisau, dan lainnya. Dalam tradisi masyarakat agraris, Tumpek Landep menjadi hari yang baik untuk mengupacarai berbagai alat pertanian.

Belakangan, berbagai perangkat produk teknologi yang berunsurkan logam pun turut diupacarai saat Tumpek Landep. Mulai dari motor, mobil, televisi, komputer, dan sebagainya. Produk-produk teknologi tersebut diupacarai karena dianggap telah membantu memudahkan aktivitas kehidupan manusia. Hal itu menjadikan Tumpek Landep sarat simbol sebagaimana hari suci umat Hindu di Bali lainnya.

Pada rerainan tumpek landep hendaknya umat melakukan persembahyangan di sanggah/merajan serta di pura, memohon wara nugraha kepada Ida Bhatara Sang Hyang Siwa Pasupati agar diberi ketajaman pikiran sehingga dapat menjadi orang yang berguna bagi masyarakat. Pada rerainan tumpek landep juga dilakukan pembersihan dan penyucian pusaka warisan leluhur.

(dikutip dari Website Resmi Desa TamanBali dan detikbali.com)

 

#RahinaPurnama

#TumpekLandep

#KCBPastiBisa